Minggu, 10 Mei 2020

GURU HARUS TERHINDAR TBC (Tidak Bisa Computer)

Guru belajar ngeblog
Di era globalisasi, sudah sepatutnya tenaga pendidik menguasai teknologi informasi (IT) maupun kondisi di luar lingkungan sekolah. Saat ini, mindset (pola pikir) anak-anak serba praktis dengan pemanfaatan perangkat IT, di mana arus informasi begitu derasnya dan tak terbendung. “Oleh sebab itu, sudah sepatutnya kita juga menciptakan guru-guru milenial yang paham tentang IT,” (Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menilai,, Sabtu 5/6/2019). 

Menurut Edi, melalui IT terutama media sosial (medsos), semua dengan mudahnya menerima informasi-informasi secara cepat hanya dalam hitungan detik, bahkan per sekian detik informasi itu sudah diterima melalui perangkat IT. Derasnya perkembangan IT menjadikan anak-anak tidak terlepas dari gadget dan arus informasi, baik yang bersifat positif maupun negatif. “Bagaimana peran guru sebagai orang yang dipercayai untuk mendidik anak-anak, di mana sebagian besar waktunya berada di sekolah, guru-guru harus cerdas menyikapi hal ini,” pesannya. 

Dengan arus informasi yang begitu gencarnya, Edi berharap para guru bisa mengarahkan dan membimbing anak didiknya untuk bijak menggunakan perangkat IT supaya mereka tidak lepas kontrol. Apalagi di era digital ini, banyak anak-anak yang menggandrungi game, memperoleh informasi dari luar melalui perangkat gadget mereka sehingga apa yang mereka terima tanpa melalui filterisasi. “Nah, guru harus bisa berperan secara bijak sebagai mediator antara informasi yang diterima dengan fakta yang sebenarnya,” pungkasnya. (jim/humpro) 

Peran Teknologi Informasi dan Kominikasi (TIK) dalam bidang pendidikan sangat tidak mungkin untuk dihindari. Dalam dunia pendidikan teknologi pembelajaran terus mengalami perkembangan seiring perkembangan zaman. Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari TIK sering dijumpai sebagai kombinasi teknologi audio/data, video/data, audio/video, dan internet. Internet merupakan alat komunikasi yang murah dimana memungkinkan terjadinya interaksi antara dua orang atau lebih. TIK adalah sebuah teknologi yang dipergunakan untuk mengelola data, meliputi memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dengan berbagai macam cara dan prosedur gunak menghasilkan informasi yang berkualitas dan bernilai guna tinggi. Perkembangan TIK pun terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Trend penggunaan e- yang berarti elektronik bermunculan. Seperti eeducation, e-government, e-learning dan lain sebagainya.

Anthony Giddens (1990) menyebutnya sebagai globalisasi dini, yaitu intensifikasi relasi-relasi sosial dunia yang menghubungkan lokalitas yang berjauhan sedemikian rupa, sehingga peristiwa-peristiwa lokal dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi jauh di seberang dan begitu pun sebaliknya.
Revolusi di bidang teknologi informasi dan telekomunikasi membawa distansiasi ruang waktu sekaligus pemadatan ruang waktu yang merobohkan batas-batas ruang dan waktu konvesional.
Fenomena ini telah merestrukturisasi pola dan cara pandang kehidupan manusia yang memunculkan efek mendua. Efek inilah yang dikenal dengan istilah global paradox: positif dan negatif, peluang dan hambatan. 

Globalisasi menyebabkan negara-negara yang ada di dunia berevolusi menjadi desa global, dan warga dunia menjelma menjadi warga global. Indikasinya, bayi yang lahir pada abad XXI berubah menjadi “manusia-manusia digital”, yaitu manusia masa kini yang sangat akrab dengan dunia teknologi, informasi, dan komunikasi. Dalam konteks pendidikan, kemajuan iptek membutuhkan perhatian serius karena dunia pendidikan adalah sarana paling efektif dalam penyebaran iptek. Sistem pembelajaran konvesional perlahan mulai tertinggal jauh di belakang. 

Saat ini proses pembelajaran tidak hanya berkutat di dalam kelas, tetapi juga menggunakan media digital, online, dan telekonferensi. Namun, pendidikan juga harus waspada agar mampu membendung efek negatif dari perkembangan iptek. Menyikapi hal tersebut, guru sebagai aktor utama pendidikan tidak boleh tutup mata. Guru hari ini harus lebih pintar dan cerdas dibandingkan murid-murdinya dalam menyikapi perkembangan teknologi yang semakin melesat. Jangan sampai seorang guru memiliki penyakit TBC (tidak bisa computer), mengingat anak didik lebih akrab dengan dunia teknologi dan komunikasi. Keterbelakangan guru dalam dunia iptek akan menjadi bumerang yang akan memengaruhi profesionalitas keguruannya.

Kemampuan mengelola BLOG merupakan suatu keahlian yang perlu dimiliki guru dalam upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan, Ikatan Guru Indonesia (IGI) melalui SAGUSABLOG membantu para guru untuk menguasai pembuatan dan pengaplikasian blog guru, pelatihan ini sifatnya terbuka dan gratis kepada semua guru indonesie, syaratnya cukup bergabung menjadi anggota IGI dan mendaftar menjadi Guru Pembelajar  di SIM Guru Pembelajar IGI atau dengan mengikuti tutorial berikut ini :

Dalam kegiatan workshop SAGUSABLOG peserta akan bertemu guru hebat indonesia dan berbagi pengalaman dengan belajar bersama melalui daring atau online, pengalaman penulis mengikuti workshop SAGUSABLOG sangat positif dan mendapat ilmu yang sangat luar biasa melalui bimbingan guru-guru seniur yang telah mahir pada berbagai bidang keilmuan masing-masing.

0 komentar:

Posting Komentar

Contoh Dokumen 1 Kurikulum Tinngkat Satuan Pendidikan (KTSP)

https://drive.google.com/file/d/19cwL-D6AMJ_dCifTGZNCGoE-7sFpcbyK/view?usp=drivesdk